Minggu, 31 Mei 2009

Hidup selalu terbawa

Hidup ini selalu terbawa dalam setiap hembusan nafas kehidupan. Setiap kehidupan membawa fikirannya masing-masing. Kemajemukan pemikiran inilah yang tampak membuat seorang anak manusia tidak dapat memuaskan seluruh hasrat manusia yang lain. Lain orang, lain pemikiran. Ini adalah sebuah realita dalam kenidupan.

Ketenangan, kecermatan, kewaspadaan dalam mengambil sikap dari setiap tindakan kehidupan. Dalam setiap interaksi dengan manusia yang lain. Manusia dengan hati yang tak dapat terbaca. Manusia dengan segala tipu daya bagi yang melakukan tipu daya. Semua menyatu dalam satu rangkaian kehidupan yang intinya hanya satu. Semua akan kembali pada dirinya sendiri. Perbuatan baik maupun buruk, semua akan kembali kepada yang bertindak demikian.

Jangan takut dan khawatir dalam hidup. Hidup yang selalu terbawa. Perbuatan baik akan berjodoh dengan kebaikan. Perbuatan buruk, akan berjumpa dengan keburukan juga. Hidup yang selalu terbawa, kemanapun nyawa ini berjalan dengan jasad. Kehidupan yang hanya sebentar di dunia yang hanya tempat main-main dan sendau gurau. Setiap kehidupan, rasanya hanya sebagai penyebab dan sebab kehidupan yang lain. Hidup tampak selalu terbawa hembusan irama nafas yang berhembus.

Hidup yang selalu terbawa hanya sebentar, menunggu siapa yang membawa kehidupan ke tempat lain. Tempat yang jauh lebih lama. Tempat hidup dan tempat pertanggungjawaban seadil-adilnya di hadapan sang pemberi kehidupan. Siapapun yang percaya maupun tidak percaya akan hidup sesudah kematian ini. Tampak akan sama-sama menjadi penghuni kubur yang tidur sendiri di bawah tumpukan selimut bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar