Jumat, 29 Mei 2009

(Baru awal, jadi semangat)

Awal membuat blog. Ingin rasanya menulis dan sebanyak mungkin mengisi setiap detail yang ada. Namanya barang yang baru di kenal dan belum berjumpa dengan kejenuhan, hal tersebut sangat maklum untuk di pahami. Rasa ingin mempublikasikan serta mengenalkan setiap detail blog ini bagikan angin pantai selatan pulau Jawa yang berhembus ke utara, tanpa adanya penghalang yang berdiri menghadang.

Beginilah rasanya berkenalan dengan barang baru. Yang ada adalah terus-terus dan terus dekat. Kalau sudah dekat, bisa saja kejenuhan pandangan hinggap dengan sendirinya. Secara kejiwaan? Maaf kalau dalam blog saya ini, rasanya saya seperti jadi anak cucu dari Adam yang sok tahu. Secara kejiwaan, melihat sesuatu yang baru dan menarik, rasanya semangat ingin mengenal lebih jauh akan terasa sangat besar. Apalagi mungkin jika di hadapkan dengan perkenalan denga gadis yang unik dan memikat mata.

Hal ini pernah ku rasakan saat aku sedang senang mempelajari nasab/keturunan dari silsilah siapa yang menurunkan seorang Manggara, aku ini. Apa arti Manggara, orang terdahulu tidak memberikan penjelasan. Informasi tentang silsilah keluarga ini, saya ketahui saat diri ini mulai menyukai dan mencari tahu dari siapa pendahuluku berasal. Menurut penuturan kakek buyutku, yang konon kabarnya tanah kami tidak pernah di jajah Belanda, tapi ikut merasakan di jajah Jepang. Diri ini adalah keturunan ke-7 dari Mbah Singa Mrica, leluhur kami yang datang dari timur, entah dari mana. Mbah Singa Mrica inilah menurut legenda yang mulai membuka hutan dengan pohon-pohon besarnya tanpa api, hanya menggunakan senjata tajam. Orangnya sakti mandra guna, hingga air kencingnya dapat menetralisir api yang membahar hutan yang di lakukan penduduk desa lain, saat kali pertama pembukaan lahan. Legenda ini sangat terkenal di desaku, desa Karangtawang. Konon kabarnya Mbah Singa Mrica ini menurunkan keturunan yang sangat banyak di desa yang saat ini ku tempati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar